Asrama Putra
Dalam lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah Putra, memliki beberapa asrama sesuai dengan kelas atau fan masing-masing Santri. Terdiri dari Asrama An-Na’im, Al-Ma’wa, Tasawwuf, Darussalam, Illiyyin, dan Takhassus. Berikut penjelasan dari asrama masing-masing :
Asrama Surga An-Naim
Sekitar tahun 2005, pengasuh mendirikan sebuah Asrama yang bernama Bani Taufiq. Pengasuh memberi nama tersebut yang tujuan nya untuk menyatukan santri amtsilati.Yang kebetulan di ambil dari nama Beliau. Dan pada tahun 2012, ketua pondok yang ke-6 Ust. Hasan Nuril Anwar mengganti nama asrama Bani Taufiq menjadi Asrama Surga An-Na’im sesuai permintaan Pengasuh KH. Taufiqul Hakim.
Di asrama ini , para Santri diajarkan dan difokuskan mengenai materi Amtsilati berupa Kitab Qo’idah,Khulasoh,Tatimah,Shorfiya dan Tafsir Al-Mubarok. para Santri di wajib kan untuk menghafalkan Qo’idah dan khulasoh, ada pun jadwal setoran yaitu pada waktu ba’da Subuh, ba’da Sholat Maghrib dan setelah Sholat Hajat.dan Kegiatan belajar mengajarnya ad aba’da Subuh,sehabis istirahat Pagi. Dengan tujuan untuk mencapai 3-6 bulan.
Asrama ini mempunyai: kamar santri, masjid, kamar mandi dan kantin. Kamar yang dihuni oleh santri terbagi ke dalam beberapa bagian seperti, An-Na’im 1, An-Na’im 2, An-Na’im 3, Praktek Na’im 1, Praktek Na’im 2, dan Praktek Na’im 3. Apabila Santri telah dinyatakan lulus dari program Amtsilati, mereka akan di pindahkan ke jenjang selanjutnya, yakni Fan Tasawwuf.
Asrama Surga Al-Ma’wa
Sebelum menjadi Asrama Ma’wa, asrama ini Bernama Aula Amtsilati. Akan tetapi, pada 24 Mei 2011 Abah Yai Taufiqul Hakim mengganti nama Aula Amtsilati menjadi Asrama Surga Al Ma’wa. Asrama Ma’wa tidak berbeda jauh dengan Asrama An Na’im yang mempelajari seputar Amtsilati. Asrama Surga Al Ma’wa diperuntukkan bagi Santri baru yang berusia >15 tahun atau setingkat pendidikan formal Madrasah Aliyah.
Terdapat 3 kamar yang disediakan untuk Santri Al Ma’wa yaitu kamar Al Ma’wa 1, Al Ma’wa 2, Al Ma’wa 3 yang sebelumnya bernama Al Ismu, Al Fi’lu, dan Al Harfu, dan aula Ma’wa sebagai pusat seluruh kegiatan asrama Al-Ma’wa. Untuk kegiatan sehari-hari Al Ma’wa yaitu sholat berjamaah 8 waktu diantaranya yaitu, sholat fardlu 5 waktu, hajat, tahajjud, dan dhuha. Dan setiap hari Selasa para Santri Al Ma’wa memiliki kegiatan rutinan Rihlah yaitu berolahraga di lapangan dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kebugaran badan. Dan juga program pendidikan Al Quran setiap sore dengan memakai metode Yanbu’a, dimana para Santri mempelajari kaidah tajwid seputar Al Quran. Lalu pada setiap malam senin dan malam jumat diadakan diba’an bersama melantunkan sholawat dengan tujuan sebagai sarana hiburan dan meningkatkan rasa cinta kepada nabi Muhammad SAW.
Asrama Tasawwuf
Dengan adanya penurunan akhlak dari hari ke hari, Beliau (Abah Yai) memiliki inisiatif untuk meningkatkan akhlak para santri, maka terbentuklah Tasawwuf, yaitu yang didalamnya mengajarkan tentang ilmu-ilmu bertata krama dengan sesama; tentang cara pendekatan diri kepada Allah SWT dan ilmu-ilmu seputar ke-tasawuf-an.
Pada awalnya Tasawwuf bukanlah sebuah asrama seperti Na’im, Darussalam, dan lainnya, melainkan hanya sebuah program yang terletak pada fan Muammalah, Pasca Amtsilati dan setelah dipertimbangkan oleh Beliau maka, program Tasawwuf diletakkan setelah Amtsilati untuk menanamkan akhlak sejak dini. Kemudian pada tahun 2016 barulah menjadi asrama Tasawwuf.
Asrama Surga Darussalam
Darul Falah memang dari dulu sedikit demi sedikit sudah mempraktikkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Melihat perkembangan tersebut, pengasuh memunculkan ide supaya dijadikannya asrama khusus guna memaksimalkan kemampuan Santri dalam berbahasa.
Pada November 2007, Pengasuh menunjuk ustad Sa’dullah dan ustad Mukhliz Zainullah sebagai pembentuk sebuah asrama baru – Asrama komunikasi yang diberi nama MARKAZULLUGHOH (Dan diganti menjadi Asrama Surga Darussalam) yang pertama.
Tepat pada tahun 2015, setelah 7 tahun Ustad M. Irkham menjadi kepala daerah Markazullughoh kemudian digantikan oleh Ust. Ahmad Khanifum Mushoffa, dimana santri masih menggunakan kurikulum serta metode komunikasi bahasa dalam kurun waktu yang tidak berbeda, yakni bahasa Inggris 3 bulan, kemudian lanjut bahasa Arab 3 bulan.
Di tahun 2017, kurikulum berbasis kompetisi dan kompetensi diterapkan di asrama Darussalam, dibawah arahan Ust. Sulaeman Jamal, beliau membetuk tim akselerasi yang diberi nama BADAR (Badan Akselerasi Darussalam) yang menggerakkan sekaligus mendukung kurikulum yang baru. Setelah 1 tahun menjabat sebagai kepala daerah Darussalam, Ust. Sulaeman Jamal digantikan oleh Ust. Jamzuri sebagai kepala daerah yang baru.
Tahun 2020, adalah tahun perubahan bagi asrama komunikasi bahasa yang familiar disebut Markaz atau Darussalam ini. Ust. Alfi membawa angin segar kepada asrama yang bertajuk modern, dibawah kepemimpinannya, beberapa sistem yang telah disusun oleh tim BADAR sebelumnya terdapat sedikit kolaborasi antara Sistem Triwulan dengan Sistem Percepatan. Yakni, dalam satu minggu, seluruh Santri Inggris dan Santri Arab wajib mengikuti tes. Asrama Darussalam juga mengembangkan organisasi dalam bidang khusus seperti literasi, kesenian, bahasa, dan masih banyak lagi dibawah Induk Organisasi yang Bergama SAHADA (Santri Harapan Darussalam).
Tujuan dibentuknya Asrama Surga Darussalam adalah untuk membekali Santri dalam menguasai bahasa asing seperti Arab dan Inggris. Pengasuh mengibaratkan hal ini seperti belajar menyupir, bahwa apabila seseorang sudah memiliki kemampuan ‘nyupir’, kelak saat ia menjadi petani, ia bisa mengimplementasikan kemampuan yang ia punya dimanapun dan kapanpun; saat menjadi guru, misalnya, ia bisa menerapkan komunikasi antar bahasa terhadap murid-muridnya. Terlebih jika ia mengajar keluar negeri atau berkomunikasi langsung dengan warga asing. Ilmu berbahasa asing akan sangat membantunya dalam menghadapi situasi yang mengharuskannya berbahasa dengan bahasa Internasional, yang salah satunya bahasa Inggris.
Dalam kesehariannya santri Darussalam wajib untuk selalu berbahasa Arab ataupun Inggris dan juga terdapat petugas yang selalu berkeliling dan mengawasi para Santri agar selalu berbahasa. Terdapat juga kegiatan rutinan salah satunya yaitu, Seminar Bahasa (SEMASA) yang diadakan setiap 1 bulan sekali serta event-event bahasa seperti debat bahasa Arab dan Inggris.
Asrama Illiyyin
Asrama Surga Illiyyin adalah asrama yang dituakan di Pondok Darul Falah. Asrama ini dihuni oleh santri-santri yang telah lulus dari Asrama Darussalam ( program bahasa ). Untuk pembelajarannya sendiri, asrama ini berfokus pada pemblajaran dan penguasaan kitab kuning
Awal mula didirikannya asrama ini dikarenakan banyaknya Santri yang lulus Amtsilati dan langsung boyong. Oleh karena itu,beliau (Abah Yai) memberi komando kepada Ust. Syibawaih dan Ust. Kholilurrahman untuk membuat asrama yang diberi nama Pasca Amtsilati yang kemudian namanya diganti menjadi Illiyyin Pasca Amtsilati dengan tujuan untuk mengamalkan pelajaran-pelajaran Amtsilati.
Selain Kegiatan Belajar & Mengajar ( KBM ), banyak sekali kegiatan-kegiatan yang ada di Asrama Illiyyin. Mulai dari sholat jamaah yang dilakukan pada 8 waktu yang diantaranya yaitu : tahajjud, subuh, dhuha, dhuhur, ashar, maghrib, isya, dan hajat. Kemudian ada setoran wajib (sorogan) kitab fathul mu’in dan alfiyyah yang dilaksanakan setelah selesai ngaji bersama pengasuh.Ada juga ngaji sorogan Al-Quran setelah sholat shubuh berjamaah.dan yang terakhir adalah musyawaroh harian dan musyawaroh bulanan.
Asrama Takhossus
Asrama Takhassus didirikan sebab banyaknya Santri yang menempuh pendidikan Madrasah Diniyyah Pasca Amtsilati tetapi tidak sampai selesai dengan alasan telah tamat Pendidikan Formal Madrasah Aliyah dan ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Maka dari itu, Pengasuh berinisiatif membangun sebuah Asrama dengan metode khusus dimana dapat diselesaikan dengan waktu 2 tahun 6 bulan berbarengan dengan lulus pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas ( SMA ). Asrama Takhassus didirikan pada tahun 2017 dengan menunjuk Ust. Misbahul Munir sebagai Ketua Umum Takhossus dan Ust. Naufal Hanif sebagai kepala daerah Asrama Takhossus.
Ada pun kegiatan Santri Takhossus diantaranya mengaji kitab Nashoihul Ibad disetiap hari Selasa. Dan berolahraga di lapangan pada hari Rabu dengan tujuan sebagai sarana hiburan Santri Takhossus. Setiap hari Senin dan Kamis bersholawat bersama rutinan sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam asrama Takhossus pun memiliki beberapa organisasi sebagai penyaluran minat dan bakat para santri dalam berkreasi dan berinovasi.
Asrama Darul Musthofa Hufadz
Merupakan asrama lanjutan bagi santri tahfidz MI yang melanjutkan ke jenjang Mts dan seterusnya. Disini santri selain mengaji dan menghafal al-qur’an juga mengaji kitab kuning.