Situs Resmi Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati

Situs Resmi Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati

Cerpen

PUTRI PERAJUT MIMPI

Putri Perajut Mimpi

Sekitar tahun 1980 – an, hiduplah gadis kecil kelahiran Jakarta, 26 Maret 1972 yang akrab di sapa Rani. Ia dan keluarganya menyandang status menengah kebawah. Ayah ibundanya lebih memilih hidup mandiri di Jakarta memulainya dari nol, meskipun kehidupan keluarga mereka lebih dari sekedar cukup. Rani dan keluarganya hidup berpindah – pindah dari kontrakan yang satu ke kontrakan yang lainnya di daerah kumuh. Bahkan kala usia rani menginjak umur 7 tahun, rani sempat tinggal di pinggiran rel kereta api di kawasan gunung sahari, jika kereta api lewat akan membuat rumahnya bergetar.

Saat itu, hamper seluruh kota di tanah air di banjiri buku cerita mengenai akhirat. Buku itu memuat tentang pedohnya siksa neraka dan nasib naas bagi deretan penghuninya. Baik dibakar dengan api yang panas tiada tara, jika haus maka diberi minum dari nanah bercampur darah, para pendosa yang ditusuk dari pedang tajam nan panas, bahkan seringan ringannya siksa neraka adalah pendosa yang dipaksa mengenakan sandal yang terbuat dari bara api yang mampu membuat otak mendidih, saking menyeramkannya, buku itu mampu membuat pembaca berkeringat dingin, bergidik menahan nyeri, tak kecuali rani. Lantaran iseng iseng rani meraih buku itu, dan membacanya. Namun sungguh, buku menyeramkan itu sempurna membuat rani merasa takut hingga membawa ke alam bawah sadar.

Suatu malam Rani bermimpi sram,bahkan amat menyeramkan,membuatnya takut tak tertahankan,seketika Rani terbangun,kerigatnya bercucuran,nafasnya menderu tak beraturan,segera di raihnya bantal untuk menutupi wajahnya,mencobs menghalau ketakutan,tanpa sengaja kepala Rani terbentur besi Kasur.Rani pun mengalami gegar otak dan harus menjalani perawatan.

Ketika keadaannya sedikit membaik,Rani Kembali bersekolah.Anehnya Rani selalu meraih peringkat satu,padahal sebelumnya yang Rani mampu hanya sebatas berperingkat dua. 10 tahun Rani melalui hari hari nya dengan berobat kerumah sakit. Namun jangan salah..!meskipun begitu Rani takkan pernah menyia nyiakan setiap desah nafas yang sampai saat ini masih di anugerahkan Tuhan untuknya. Ia hiasi waktu nya dengan belajar,membaca,menuis,karate,vocal group,pramuka dan masih banyak lagi. Meski hidup Rani tak semulus teman temannya,semangat Rani tak pernah surut dan taka da kosakata ‘MENYERAH’ dalam kamus kehidupannya. Tatkala Rani kelelahan atau berfikir terlalu keras kepalanya akan selalu terasa pusing,menyakitkan.Tapi Rani sadar alas an sakit tidak akan menghalangi nya untuk menunjukkan pada dunia bahwa ia mampu berkarya,menggapai cita.

Setelah dinyatakn lulus dari SMU Budi Utomo,Rani melanjutkan studi nya di Institut Pertanian Bogor (IPB). Meski telah berlalu begitu lama,Rani masih harus terus berobat,karena benturan di kepala nya saat ia kecil semakin memburuk. Saat Rani berada di tingkat 2 di jurusan mekanisasi pertanian,Rani terpaksa berhenti dari IPB. Hatinya sangat pilu mendapati diri tak lagi mampu sekolah,namun berkali-kali ia bulatkan tekad bahwa belajar tidak hanya tentang bagaimana tulis menulis di bangku sekolah,karena ‘BERHENTI SEKOLAH BUKAN BERARTI BERHENTI BELAJAR’

Akibat benturan di kepala,Rani di era penyakit jantung,tumor dikepala,paru-paru kotor,bahkan 13 giginya busuk dan tumbuh tak tak beraturan,namun hal ini justru memacu nya untuk meraih cita-cita.

Meski tertatih Rani tetap brlatih,tanpa turuti letih. Berkat usaha tanpa merintih,Rani berhasil menggapai cita,ia torehkan senyuman bangga pada tiap jiwa. Kini Rani bukan lagi ‘SEKEDAR INSAN BERNAMA RANI’ Namun kini ia menjadi novelis ternama. Rani telah di sunting pria sukses ang bekerja sebagai wartawan NHK Jepang dan telah di karuniai putra putri yang menyenangkan hati,hingga orang lain membaca kehidupan Rani amatlah sempurna.

Karena orang lain hanya membaca kehidupan Rani yang di penuhi pengorbanan dan perjuangan LUAR BIASA dengan KACA MATA BIASA. Namun siapa sangka di kepala Rani ada tiga tumor,bahkan sebelumnya ada 5 tumor yang telah di angkat. Gegar otak yang di alami nya menyebabkan penyakit-penyakit ganas menggerogoti tubuhnya. Namun Rai tetap optimis dan tidak menyesali takdir nya. Ia jalani kehidupannya dengan senyum dan do’a,menjadikan jiwanya di penuhi kedamaian.

Tahukah anda siapa Rani?

Ia adalah putri yang luar biasa hebatnya dari pasangan Amin Usman (pencipta lagu) dan Mari Eri Susanti. Yang terlahir dengan nama Asmarani Rosalba,yang kini di kenal dengan nama pena ‘Asma Nadia’.

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *