Sesuap Nasehat untuk Bekal Santri Bermasyarakat ; Sarasehan Bersama Masayikh & Pengajar Ponpes Darul Falah Amtsilati
Jepara – Amtsilati Pusat
Dalam rangka menyambung tali silaturahim antara santri, masayikh, dan segenap pengajar di Ponpes Darul Falah Amtsilati, untuk pertama kalinya diadakan Sarasehan Akbar Bersama Masayikh dan Pengajar Ponpes Darul Falah Amtsilati. Sarasehan sendiri sebelumnya diadakan secara terpisah di asrama masing-masing, seperti Illiyyin dan Takhosus. Namun kali ini Sarasehan dilaksanakan secara bersamaan dengan seluruh pengajar.
Sarasehan berlangsung di Gedung Pesanggrahan Amtsilati pada Kamis, 28 Maret 2024. Hadir para tamu undangan masayikh dari Madin Pasca Amtsilati yakni, Ust. Khoirul Adib, Ust. Mahmudin, Ust. Nuryanto, Ust. Khoirul Wafa, Ust. Nur Qosim, Ust. Nur Taufiq, Ust. Murtaji, Ust. Imron, Ust. Afif, Ust. Aniq, Ust. Najib Habibie, Ust. Jamzuri, Ust. Irkham, Ust. Agus. Hadir pula segenap pengajar mulai dari Amtsilati, Tasawwuf, Darussalam, Takhosus, Tahfidz, dan Iliyyin Pasca Amtsilati.
Sarasehan ini mengangkat tema “Sesuap Nasehat untuk Bekal Santri Bermasyarakat”.
Acara dipimpin oleh moderator Ust. Aftin, kemudian sambutan Ketua Pondok yakni Ust. Abdussalam. Beliau menyampaikan bahwa ada dua orang istimewa di dunia dan akhirat, mereka adalah orang tua dan guru. Tanpa memuliakan mereka berdua, mustahil bisa menggapai kesuksesan dunia akhirat.
Maka dengan adanya Sarasehan ini harapannya santri dari An-Na’im yang baru-baru disini sampai Pasca bisa mengenal dan memuliakan guru-guru kita semua. Dan jangan lupa untuk selalu mengirimkan do’a kepada beliau semuanya.
Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ust. Khoirul Adib, Ust. Najib, dan Ust. Irkham. “Semua orang berpotensi untuk menjadi pintar, kuncinya satu yakni belajar. Mau sebodoh apapun dia kok mau belajar dan istiqomah, Insya Allah pintar” tutur Ust. Irkham.
Kemudian dilanjutkan oleh Ust. Nuryanto, “Semua ilmu, kitab, fan yang kita pelajari itu untuk sarana agar kita bertaqwa kepada Allah SWT. Nglakoni perintah lan ngadohi larangan. Asal kita bertaqwa, lancar semuanya. Selamat pulang, selamat jalani perintah kyai dan asatidz” pungkas beliau.
Beberapa poin yang bisa kita ambil adalah, mau kita susah dalam apapun, harus berusaha maksimal, terlebih belajar. Peraturan yang ada itu untuk dijalankan, bukan untuk dimusyawarahkan atau dipertanyakan. Di rumah nanti intinya selalu taqwa, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Patuh pada peraturan dan amanah dari kiai.
“Perpulangan kali ini tidak untuk meninggalkan ngaji dan wirid santri, kami hanya ingin melepas sejenak cahaya yang ada pada santri, para guru yang sudah menaruh cahaya dalam hati santri, jika permanen maka cahaya itu sudah menetap di hati santri, jika belum menetap maka harus giat lagi ngajinya” pesan Ust. Abdussalam selaku Ketua Pondok kepada seluruh santri.
Acara ditutup dengan do’a oleh Ust. Mahmuddin. Kemudian dilanjutkan dengan mushofahah bersama masayikh dan pengajar.
Sarasehan ini sebagai bentuk penyambung silaturahim antara masayikh dan santri. Bagaimana santri bisa mendapat hikmah-hikmah dari guru, dan guru bisa selalu mengayomi dan mendidik santri.
Semoga para masayikh selalu diberi kesehatan, umur yang panjang, kesabaran dalam mendidik santri-santri semua. Dan sebagai santri semoga selalu bisa istiqomah ngaji, memuliakan guru, dan mengamalkan ilmu.