Pada Ahad malam, 12 Januari 2025, Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati menggelar pengajian dan pembacaan istighosah bersama yang dipimpin oleh K.H. Taufiqul Hakim selaku pengasuh pondok pesantren. Acara yang bertajuk “Dari Santri Amtsilati untuk Negeri” ini dihadiri oleh seluruh santri, dewan pengurus dan sesepuh pesantren.
Para santri diarahkan menuju Gedung Al-Mubarok untuk melaksanakan salat Maghrib berjamaah. Mereka membawa kitab As-Syifatul Madzmumah serta kitab Motivasi jilid 1 dan 2 sebagai bahan kajian dalam pengajian tersebut.
Setelah menunaikan salat, pengajian dimulai. Dengan penuh khidmat dan kesungguhan, segenap santri dan pengurus menyimak setiap kata yang disampaikan oleh K.H. Taufiqul Hakim. Dalam kajian kali ini, beliau menyampaikan tentang betapa gentingnya keadaan dunia saat ini yang disebabkan oleh perubahan iklim yang tak menentu. Sebagai akibat dari hal ini, Jazirah Arab yang dikenal sebagai tanah yang tandus dan kering mendadak menjadi subur. Perubahan ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri sebab keadaan ini telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya:
“لَا تَقُومُ السّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْمَالُ وَيَفِيضَ، حَتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكَاةِ مَالِهِ فَلَا يَجِدُ أَحَدًا يَقْبَلُهَا مِنْهُ، وَحَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا”
“Tidak akan tiba hari kiamat hingga harta melimpah ruah dan berlebihan, sehingga seseorang keluar dengan membawa zakat hartanya, tetapi ia tidak menemukan seorang pun yang mau menerimanya, dan hingga tanah Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.”
(HR. Abu Hurairah dalam Shahih Muslim no. 157; Al-Bukhari no. 1412).
Melalui hadis ini, kita diberitahu bahwa keadaan dunia saat ini merupakan tanda bahwa kiamat semakin dekat. Oleh karena itu, kita sebagai santri patut bersyukur dan berbahagia karena dipilih dan diistimewakan oleh Allah SWT sebagai orang yang memperjuangkan agamanya di zaman akhir ini.
K.H. Taufiqul Hakim menyampaikan bahwa santri merupakan salah satu penyangga utama dalam kehidupan dunia ini. Beliau berkata:
“Kalian para santri adalah orang-orang pilihan sebagaimana di hadis Nabi di atas. Oleh karena itu, bersyukurlah, bersabarlah, dan bersenang hatilah! Karena kalian [para santri] ditakdirkan menjadi Paku Buminya Allah.”
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa kehadiran santri merupakan salah satu kunci bagi bangsa Indonesia untuk terus berbenah dan maju. Hal ini karena santri hadir untuk mengatasi berbagai permasalahan masyarakat, seperti judi, tawuran, seks bebas, dan sebagainya. Menimbang peran vital itu, seorang santri harus meninggalkan penerus agar agama Allah SWT terus berdiri tegak. Salah satu tanda kiamat ialah ketika tidak ada lagi seorang pun di dunia yang ingat kepada Allah SWT.
Dengan peran penting ini, K.H. Taufiqul Hakim menegaskan:
“Selama kalian bahagia dan ikhlas menjadi santri, selama kalian bersyukur menjadi santri, selama pondok pesantren masih diminati untuk menghasilkan santri, dan selama kalian mencari penerus agar eksistensi santri terus berlanjut, maka Indonesia akan tetap terjaga.”
Sebagai bagian akhir, beliau mengingatkan agar seluruh santri tidak melupakan tugas utama sebagaimana disampaikan dalam firman Allah SWT:
“كُنتُمۡ خَیۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).
Melalui ayat ini, ditegaskan bahwa tugas seorang santri ialah melakukan amar ma’ruf (memerintahkan kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran). Dengan menjalankan tugas ini, seorang santri akan menjadi seseorang yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat. Lantas seberapa tinggi derajat bagi orang yang bermanfaat bagi orang lain? Hal ini dijawab oleh oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya:
“خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129; Ath-Thabraaniy dalam Al-Ausath no. 5787).
Dengan hadis ini, jelas bahwa kita harus bangga menjadi seorang santri yang menjadi ujung tombak tegaknya agama Islam dan bangsa Indonesia.
Acara pengajian dilanjutkan dengan pembacaan Ratib Al-Aydrus dan Mahalul Qiyam yang dilaksanakan dengan penuh rasa haru. Kegiatan ini ditutup dengan salat Isya berjamaah dan pembacaan doa.
Diharapkan pengajian ini dapat memperkuat keimanan, meningkatkan semangat perjuangan para santri dalam menegakkan agama, serta menjadikan santri lebih tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. Semoga keberkahan selalu menaungi Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati dan para santrinya, sehingga terus melahirkan generasi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.