Peringatan Hari Santri Nasional, K.H. Taufiqul Hakim: Peran Penting Santri Diharapkan Oleh Negara
Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober di Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jerih payah para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Tanggal ini dipilih berdasarkan peristiwa bersejarah yang terjadi pada tahun 1945, saat Resolusi Jihad dikumandangkan oleh K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama di Surabaya. Resolusi ini menggerakkan para santri dan ulama untuk berjuang melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Melalui Hari Santri, bangsa Indonesia akan senantiasa mengingat peran penting santri dalam melawan penjajahan serta menjaga persatuan dan kesatuan negara.
Peran santri dalam catatan sejarah bangsa Indonesia sangatlah besar. Selain sebagai pejuang kemerdekaan, santri juga berperan dalam menyebarkan ajaran Islam di Nusantara. Pesantren sebagai tempat pendidikan santri telah melahirkan banyak tokoh yang berpengaruh dalam perjuangan bangsa. Dari santri pula muncul pemimpin-pemimpin yang memiliki kontribusi besar dalam berbagai bidang, baik di pemerintahan, sosial, hingga pendidikan. K.H Abdurrahman Wahid yang pernah menjadi presiden Indonesia yang ke-4, K.H. Sahal Mahfudz yang pernah menjabat sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia tahun 2000-2010 dan pelopor Fiqih Sosial, Prof. Nashiruddin Umar yang pernah menjabat sebagai wakil menteri agama tahun 2011-2014 dan saat ini baru dilantik menjadi menteri agama tahun 2024-2029, dan Asnawi Mangkualam sebagai pemain timnas menjadi sebuah simbol bahwa santri selalu bisa menjadi apa saja sepanjang mereka memiliki cita-cita, kegigihan dan semangat untuk mencapai semua itu. Santri dianggap sebagai penjaga moral dan identitas bangsa, karena nilai-nilai yang diajarkan di pesantren senantiasa mengedepankan kebaikan, toleransi, dan keadilan.
Selain memiliki akar sejarah yang kuat, Hari Santri juga memiliki makna yang relevan terhadap kondisi Indonesia saat ini. Di era modern, santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu umum yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman. Banyak santri yang telah berhasil meraih prestasi di berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Mereka menjadi bukti bahwa pesantren mampu mencetak generasi yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga cerdas dan berdaya saing. Hari Santri menjadi momentum untuk mengapresiasi pencapaian santri dalam berbagai bidang kehidupan.
Perayaan Hari Santri juga diisi dengan berbagai kegiatan, seperti kirab, upacara bendera, dan lomba-lomba bertema keislaman. Di berbagai daerah, acara peringatan Hari Santri dirayakan dengan sangat meriah. Selain sebagai ajang silaturahmi, acara-acara ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tradisi pesantren. Peringatan ini tidak hanya melibatkan santri dan para tokoh agama, tetapi juga masyarakat umum, yang menunjukkan bahwa santri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.
Hari Santri menjadi momen untuk merefleksikan nilai-nilai keislaman yang damai, toleran, dan nasionalis. Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang cepat, santri diharapkan tetap teguh memegang prinsip agama dan berkontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI. Dalam peringatan hari santri tahun ini, tema yang diusung ialah “Menyambung juang, merengkuh masa depan”. Tema ini mengajak para santri sebagai kader penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan cita-cita bangsa Indonesia, yakni terciptanya negara yang aman, damai dan sentosa. Selain perjuangan, para santri juga diharapkan bisa meneladani semangat kebangsaan para pendahulu mereka, yakni para ulama dan tokoh-tokoh pemersatu bangsa. Dengan semangat juang dan nilai-nilai yang telah diwariskan, barulah masa depan yang sesungguhnya bisa didapatkan. Santri melalui karakternya yang mandiri, inovatif dan visioner dapat menjadi agen perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat sehingga dapat menuntun dan membimbing seluruh elemen warga negara dalam merengkuh masa depan bangsa kita bersama, yakni mencapai Indonesia emas di tahun 2045.
Dalam pengajian rutinan di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, K.H. Taufiqul Hakim juga turut menegaskan bahwa masa depan negara dan kelangsungan agama Islam menjadi tanggung jawab para santri di seluruh Indonesia, beliau mengungkapkan
“Ujung tombak agama saat ini ada di pundak santri yang dibekali ilmu oleh ulama,” ucapnya.
Selain itu pengasuh PP. Darul Falah Amtsilati ini juga menegaskan bahwa seorang santri harus memiliki tekad yang kuat dan tak mudah goyah, karena tantangan yang ada di era globalisasi saat ini. Dengan memiliki tekad yang kuat inilah seorang santri mampu menjadi agen perubahan yang menjadi pilar dari kemajuan bangsa Indonesia.
”Peran penting santri diharapkan oleh negara” lanjutnya.
Dengan memperingati Hari Santri, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga merayakan kontribusi santri bagi Indonesia, menghargai jasa-jasa pejuang kemerdekaan yang juga berasal dari kalangan santri, serta menyemangati generasi santri masa kini untuk terus berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara.