Wisuda Amtsilati Ke-67, K.H. Taufiqul Hakim: Pondok Pesantren Adalah Fondasi Kokoh Menghadapi Tantangan Akhir Zaman

Suasana bangga dan bahagia tengah menyelimuti seluruh santri Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati. Pasalnya, mereka baru saja menjalani prosesi wisuda setelah menjalani serangkaian tes dan dinyatakan lulus. Gelaran acara wisuda oleh Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati kali ini merupakan edisi Ramadan dengan tajuk “Widodari 1.3, Tinta Emas Sang Penuntun”. Acara wisuda dilaksanakan pada Sabtu pagi, 22 Februari 2025, di Gedung Pesanggrahan Amtsilati.

Wisuda kali ini mengambil tema “Guru Adalah Arsitek Pembangunan Sumber Daya Manusia”, sebagai salah satu bentuk rasa syukur dan terima kasih dari segenap santri Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati kepada para guru yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran hanya demi murid-muridnya. Berkat bantuan para guru pula, acara wisuda kali ini bisa meluluskan lebih dari 100 santri dengan kategori: Wisuda Amtsilati ke-67, Wisuda Tasawuf ke-17, Takhosus ke-14, Pasca Amtsilati ke-40, Ma’had Aly ke-5, Akselerasi ke-6, dan Tahfizul Quran, baik santri putra maupun putri.

Dalam gelaran acara, wisuda kali ini dihadiri oleh K.H. Taufiqul Hakim selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati beserta keluarganya. Selain itu, hadir pula K.H. Cecep Khairul Anwar, M. Ag, yang menjadi Direktur KUA pusat. Kemudian acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan runtutan acara lainnya. Di sesi demonstrasi Amtsilati, K.H. Taufiqul Hakim terlebih dahulu memberikan pengajian dengan kitab karangan beliau berjudul ” Baiti Jannati” dengan harapan kitab tersebut menjadi pedoman bagaimana menjadikan rumah menjadi surga kita. Setelah sesi pengajian selesai dilanjutkan dengan sambutan . Beliau menyampaikan bahwa seluruh wisudawan dan wisudawati yang baru saja lulus merupakan calon penerus bangsa. Beliau juga menambahkan bahwa sebagai penerus bangsa dalam menghadapi tantangan akhir zaman ini, diperlukan fondasi agama yang kokoh, dan pondok pesantren adalah jawabannya. Adapun para santri yang belajar di dalamnya adalah manusia pilihan Allah SWT yang mengemban amanah untuk menyiarkan agama Islam.

“Kalian semua sudah dipilih oleh Allah menjadi manusia yang baik, menjadi manusia terpilih yang dikehendaki Allah SWT menjadi baik karena kalian semua belajar ilmu agama di pondok pesantren,” ucap beliau.

Lebih lanjut, pengarang kitab Amtsilati itu juga menyinggung permasalahan tentang pentingnya peran seorang santri dalam tubuh masyarakat guna menyebarkan kebaikan. Beliau berharap seluruh santri yang baru saja diwisuda bisa memanfaatkan ilmu yang telah diperolehnya.

Acara dilanjut dengan para santri menampilkan kreativitas mereka dengan membawakan berbagai tarian tradisional dari berbagai pulau di Indonesia. Penampilan ini sebagai ajang bagi para santri untuk menunjukkan bakat mereka dalam seni tari, sekaligus melestarikan kebudayaan daerah.

Setelahnya, K.H. Taufiqul Hakim mengarahkan para santri untuk melakukan sungkeman kepada orang tua masing-masing. Suasana haru pecah saat para wisudawan dan wisudawati bersimpuh di hadapan orang tuanya untuk meminta restu mereka. Suara tangisan, belaian lembut, hingga doa yang dipanjatkan menyatu dalam suasana bahagia dan sukacita.

Acara pun dilanjutkan permainan dari tim Marching Band Gema Syiar Amtsilati. Setelahnya menampilkan kilas balik Amtsilati, dengan melantunkan puisi yang menggambarkan perjuangan para tokoh di balik kesuksesan Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati. Suasana penuh haru membuat para tamu ikut merasakan betapa beratnya para guru dalam memperjuangkan dan menegakkan agama.

Sebelum prosesi wisuda, K.H. Cecep memberikan sambutan singkatnya, “Dari seluruh ulama di Indonesia yang produktif yang mengarang kitab itu jarang sekali. Tidak mudah, karena butuh istiqomah dan kealiman yang luar biasa. Kami berharap, ke depan kita semua menjadi Mbah Yai Taufiq-Mbah Yai Taufiq ke depan yang sangat mewarnai indonesia”. Di akhir acara, dilaksanakan prosesi wisuda yang langsung dipimpin oleh K.H. Taufiqul Hakim dan Ibu Nyai Hj. Faizatul Mahsunah. Prosesi ini tidak hanya menjadi tanda seseorang dinyatakan lulus, tetapi juga sebagai tanda pemberian amanah untuk meneruskan estafet kepemimpinan dalam membangun masa depan negara dan agama.

Literasi Amtsilati

Literasi Amtsilati