Di Indonesia acara perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau biasa yang lebih dikenal dengan acara maulid nabi bukanlah hal yang tabu maupun asing .
Hal ini bisa dimaklumi karena acara maulid sendiri adalah suatu tradisi yang sudah turun-temurun diwariskan oleh beberapa generasi di Indonesia. Sejarah maulid sendiri menurut Imam Hafizh As Suyuthi beliau berkata dalam kitab Al Hawi Lil Fatawi :
وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ إِرْبِلَ اَلْمَلِكُ اَلْمُظَفَّرُ أَبُوْ سَعِيْدٍ كُوْكُبُرِيْ بْنُ زَيْنِ الدِّيْنِ عَلِيِّ بْنِ بُكْتِكِيْنَ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالْكُبَرَاءِ اَلْأَجْوَادَ وَكَانَ لَهُ آثارٌ حَسَنَةٌ وَهُوَ الَّذِيْ عَمَّرَ الْجَامِعَ الْمُظَفَّرِيَّ بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ
“Bahwa Orang yang pertama mengadakan hal yang demikian (Maulid Nabi) adalah penguasa Irbil, Raja Muzhaffar Abu Sa’id Kuukuburi bin Zainuddin Ali Ibnu Buktikin, salah seorang raja yang mulia, agung dan demawan. Beliau memiliki peninggalan bagus dan beliau lah yang meneruskan pembangunan Masjid al- Mudhaffariy di kaki bukit Qasiyun”. Sedangkan masuknya acara maulid di Indonesia merupakan buah dari usaha dakwah wali songo dalam menyiarkan agama Islam di nusantara pada tahun 1404 masehi.
Selain itu terdapat juga banyak keutaman dan fadhilah yang terdapat di acara perayaan maulid Nabi Muhammad saw. diantaranya:
- Mendapatkan syafaat nabi
وعن عبدِ الله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى عنهما أنّه سَمِعَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا سَمِعْتُمُ النِدَاءَ فقولوا مثلَ ما يقولُ، ثمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فإنّه مَنْ صَلّى عَلَيَّ صلاةً صلى اللهُ عليه بها عَشْرَا، ثمّ سلوا اللهَ ليَ الوَسِيْلَةَ، فإنّها مَنْزِلَةٌ في الجنّة لا تنبغي إلاّ لِعَبْدٍ مِنْ عباد الله، وأرجو أن أكونَ أنا هو، فَمَنْ سألَ لِيَ الوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَفَاعَةَ» (مسلم)،
Artinya : “Jika kalian mendengarkan azan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan mu’adzin, kemudian bershalawatlah atasku, karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali maka Allah ta’ala akan bershalawat atasnya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah untukku kepada Allah, karena sesungguhnya wasilah itu adalah satu kedudukan (yang tinggi) di surga, yang tidak patut diberikan kecuali kepada seorang hamba Allah, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa yang memohon wasilah untukku maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [HR. Muslim]
2. Diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ
Artinya : “Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat.
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya : “Siapa yang membaca sholawat kepadaku sekali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan,” (HR An Nasa’i).
3. Dijanjikan pahala yang berlipat.
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.
Artinya: “Barang siapa yang bersholawat kepadaku sekali, niscaya Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.”
4.Diberikan keamanan dan tergapainya cita-cita
Hal ini dikatakan oleh Ibnul Jazari :
Dan termasuk hal yang mujarab (terbukti) bahwa barang siapa yang merayakan maulid nabi Muhammad maka ia akan diberi keamanan selama satu tahun (dari bahaya) dan tidak lama lagi diberi kabar gembira berupa tergapainya cita-cita dan segala macam keinginannya [Adz-Dzakhoir Al-Muhammadiyah karya Sayyid Muhammad Al-Maliki]
5. Mendapatkan kedudukan yang dekat dengan Rasulullah.
وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ ؛ فإنَّ صلاةَ أمّتي تُعرضُ عليّ في كلّ يومِ جمعةٍ ، فمن كان أكثرهم عليّ صلاةً كان أقربهم منّي منزلةً. (رواه البيهقي)
Artinya : “Banyaklah mendoakanku setiap hari Jum’at, karena doa umatku dihadirkan kepadaku setiap hari Jum’at.”
Walaupun acara maulid nabi sudah mandarah daging di Indonesia, ternyata ada beberapa oknum yang menganggap bahwa acara maulid nabi termasuk bid’ah dolalah (sesuatu baru yang buruk) padahal acara maulid sendiri didasarkan oleh banyak perkataan ulama diantaranya adalah perkataan KH. Hasyim Asy’ari :
اَلتَّنْبِيْهُ الْأَوَّلُ يُؤْخَذُ مِنْ كَلَامِ الْعُلَمَاءِ الْآتِيْ ذِكْرُهُ أَنَّ الْمَوْلِدَ الَّذِيْ يَسْتَحِبُّهُ الْأَئِمَّةُ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ وَرِوَايَةِ الْأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِيْ حَمْلِهِ وَمَوْلِدِهِ مِنَ الْإِرْهَاصَاتِ وَمَا بَعْدَهُ مِنْ سِيَرِهِ الْمُبَارَكَاتِ ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُمْ طَعَامٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ وَإِنْ زَادُوْا عَلَى ذَلِكَ ضَرْبَ الدُّفُوْفِ مَعَ مُرَاعَاةِ الْأَدَبِ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ
Peringatan yang Pertama : Perkara yang diambil dari perkataan para ulama yang akan diterangkan mendatang bahwasanya MAULID yang disunnahkan oleh para imam itu adalah berkumpulnya orang-orang, pembacaan ayat yang mudah dari Al-Qur’an, riwayat hadits-hadits tentang permulaan perihal Nabi serta IRHASH (kejadian yang istimewa sebelum menjadi beliau diangkat menjadi Nabi) yang terjadi saat kehamilannya dan hari lahirnya dan hal-hal yang terjadi sesudahnya yang merupakan sirah (sejarah) beliau yang penuh keberkahan.
Kemudian disajikan beberapa hidangan untuk mereka. Mereka menyantapnya, dan selanjutnya mereka bubar. Jika mereka menambahkan atas perkara diatas dengan memukul rebana dengan menjaga adab, maka hal itu tidak apa-apa.
[Attanbihaatul Waajibaat Liman Yashna’ul Maulida Bil Munkaraat]
Berdasarkan kutipan kitab tersebut dapat disimpulkan bahwa mengadakan acara kelahiran nabi atau maulid nabi adalah suatu tradisi yang di perbolehkan dan bukanlah sesuatu yang buruk atau bahkan sampai dianggap haram.
Maka dari itu sudah sepantasnya bagi kita sebagai warga Indonesia terutama seorang santri yang lebih mengenal dan mendalami tentang sejarah-sejarah tentang Nabi Muhammad saw.untuk lebih memeriahkan penggelaran acara maulid nabi di bulan rabiul awal ini, karena mengingat banyaknya keutaman-keutaman yang bisa didapat ketika menggelar acara maulid nabi ini.
Penulis : Banom Jurnalistik Amtsilati